Penciptaan tokoh fiktif dalam pikiran untuk masing-masing orang bisa berbeda-beda karena bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Contohnya saja perwujudan sosok Edward Cullen antara saya + teman-teman satu kasta dengan salah satu teman kolega kami itu amat jauuuuuuh berbeda.

Oya, tau Edward Cullen kan? Beliau adalah tokoh vampir dalam seri empat novel Twilight yang ditulis oleh Stephanie Meyer, seri-serinya adalah Twilight, New Moon, Eclipse, dan Breaking Dawn. Mas Eddie ini amatlah sempurna ketampanannya, baik hatinya, dan cintanya yang tak terbatas terhadap Bella yang cuma seorang gadis manusia biasa. Ketika buku pertama yang berjudul Twilight difilmkan, alhasil muncul kontroversi apakah Robert Pattinson bisa menghidupkan karakter Mas Eddie sesuai dengan sosok Mas Eddie yang sudah terbentuk di dalam benak kami masing-masing.
Balik lagi ke perbedaan wujud Mas Eddie tadi. Okeh deh, mari menganalisis dari background masing-masing. Kami yang baru lulus S1 yang seringnya jadi tim hore yang hobinya ngobrol soal makanan dan belanja yang suka menghabiskan weekend dengan nonton dan makan yang bacaannya ga jauh-jauh dari novel fiksi yang dicap sebagai buku best seller sementara kalo baca jurnal dan text book bawaannya jadi ngantuk yang kalo internetan ga jauh-jauh dari chatting atau facebooking atau blogging yang selera cowoknya yang penting baik terus ganteng dan berkepribadian, bisa menerima Robert Pattinson berperan sebagai Mas Eddie. Wajahnya yang terkesan klasik apalagi dengan tulang rahang setegas itu cocok untuk seorang vampir yang berasal dari masa lalu. Selain itu, Mas Robert punya tatapan mata yang tajam sehingga ia bisa terlihat seram namun sekaligus tampan. Yah… antara Mas Eddie dipikiran kami dengan sosok Mas Robert sinkron lah :lol: .
Sedangkan kolega kami yang sudah PhD dan sekarang sedang Postdoc di Jerman yang sudah menulis banyak jurnal ilmiah yang penelitiannya hebat banget yang memanfaatkan waktu luangnya untuk menuntut ilmu yang obrolannya selalu bermutu yang sudah bertemu bermacam-macam orang dari berbagai negara, agak kurang sreg dengan Mas Robert karena sosok Edward dalam imajinasinya jauuuuh lebih sempurna.
Saya pikir perbedaan ini karena perbedaan kasta tadi, tapi ternyata nggak juga. Setelah survey ke beberapa teman yang juga penggila Twilight, rasanya cukup seimbang antara yang pro Mas Robert dengan yang tidak. Namun berdasarkan pengamatan saya, orang-orang yang pro Mas Robert kebanyakan menonton filmnya dulu baru baca novelnya meskipun ada juga yang sudah baca novelnya sih tapi palingan cuma sampai buku ke dua.
Sementara kelompok kontra Mas Robert hampir semuanya sudah membaca habis empat seri Twilight baik yang beli buku asli berbahasa Inggrisnya atau lewat ebook. Meaning, mereka sudah sangat lama berkubang dalam imajinasi tentang Mas Eddie. Tak heran ketika Mas Eddie diwujudkan ke dalam dunia nyata dalam bentuk Mas Robert, secara refleks langsung muncul pengharapan dan standar yang tinggi sesuai dengan imajinasi masing-masing.
Saya pun pernah mengalami hal tersebut, bukan buku cerita tapi manga Death Note. Saya pertama kali mengenal Death Note lewat manga scans-nya yang didonlot sekitar dua tahun yang lalu. Sejak mengikuti seri manga ini di dalam khayalan saya sudah terpatri sosok Light Yagami itu seperti apa. Ia yang merupakan cowok smart sekaligus sangat PD, punya keperdulian sosial yang amat tinggi sampai-sampai ingin menciptakan dunia yang aman tanpa kejahatan, dan ambisius sekali. Pokoknya cool tapi dark…
Saat manga Death Note diadaptasikan ke dalam bentuk anime, saya sangat menyambut baik dan nggak protes terhadap hasilnya. Meskipun saya lebih suka ending cerita manga dari pada di anime, karena ending animenya kurang nendang menurut saya. Tapi di anime ini cool dan dark-nya Light semakin terlihat. Saya sangat suka dengan tampang bengisnya ini ^_^.

Nah, masalahnya ketika Death Note diangkat ke dalam film live-action, di film itu Light diperankan oleh Tatsuya Fujiwara. Saya sempat berdebat dengan salah seorang teman, karena menurut saya sisi cool dan dark-nya Light tidak terangkat oleh aktingnya Fujiwara-kun. Fujiwara-kun terlalu ‘cute’ untuk menjadi Light. Sedangkan teman saya ini merasa oke-oke aja melihat aktingnya Fujiwara-kun sebagai Light.

Lama-lama akhirnya saya sadar kami mengenal Death Note dengan cara yang berbeda. Teman saya ini adalam penyuka dorama yang sering liat aktingnya Fujiwara-kun yang akhirnya nonton anime Death Note setelah dia nonton versi live-action-nya. Hayyyyah, pantesan! Sementara saya yang sudah jatuh hati sejak baca manga dan nonton animenya, jelas-jelas punya harapan yang jauh lebih besar ketika ingin melihat karakter fiktif favorit saya diangkat ke dunia nyata. Harapan yang besar itu pun dibumbui kriteria macem-macem… Light seharusnya begini… begitu… hehehe :mrgreen:
Lalu ketika akhir-akhir ini beredar kabar kalau Death Note akan dibuat film Hollywood-nya saya pun penasaran bukan main, gimana jadinya yah? Siapa yang memerankan Light? Dan bagaimana reaksi saya nanti? Apa bakal protes lagi atau… xixixixixi :mrgreen:
Nggak sabar deh >.<

Bocoran pemeran Death Note versi Hollywood dari sebuah forum ^_^. Entah beneran, entah sudah pasti pemerannya mereka itu… Yah, we’ll see then
0 komentar:
Posting Komentar